Pentingnya Kasih Jeda di Presentasimu, Biar Makin Kena Ke Audiens!
Pernah nggak sih, lagi ngomong di depan orang banyak, tapi kayaknya audiens nggak benar-benar ‘nangkep’ poin kamu? Bisa jadi bukan karena materinya kurang menarik, tapi karena kamu terlalu buru-buru nyampein semuanya tanpa kasih ruang buat jeda.
Kayak makan nasi padang langsung habis satu porsi tanpa napas—kenyang sih, tapi ya nggak enak juga dicerna!
Nah, jeda itu ibarat tombol “pause” yang bikin otak audiens kamu nggak meledak. Menurut teori Cognitive Load-nya Sweller (1988), jeda ngasih ruang buat otak audiens memproses informasi tanpa rasa “overload.” Selain itu, konsep Orienting Response (Sokolov, 1963) dan Emphasis Effect (Pease, 2008) bilang kalau keheningan itu bikin pesan kamu lebih kena dan gampang diingat.
Jadi, gimana sih caranya bikin jeda jadi senjata rahasia dalam presentasi? Yuk, bahas lebih lanjut!
Kapan Waktu yang Pas Buat Kasih Jeda?
1. Sebelum dan Setelah Poin Penting
Mau bikin audiens benar-benar “ngeh” sama poin penting kamu? Kasih jeda! Jeda sebelum poin bikin mereka penasaran, dan jeda setelah poin kasih waktu buat mencerna.
Contoh:
Sebelum: “Tahun ini, kita punya pencapaian besar banget…” [PAUSE]
Setelah: “Penjualan naik 50% dari tahun lalu!” [PAUSE]
Poin penting dapet spotlight, audiens pun lebih fokus.
2. Pas Nunjukin Visual yang Ribet
Misalnya, kamu kasih grafik yang datanya rame banget. Jangan buru-buru ngejelasin, kasih waktu buat mereka “pusing dulu.” Setelah itu, baru kamu bantu breakdown datanya.
Contoh:
“Ini grafik pertumbuhan penjualan kita selama lima tahun terakhir…” [PAUSE]
“Kalau dilihat, tren peningkatannya mulai signifikan di tahun ketiga.”
3. Jeda untuk audiens merespon pesan kita.
Jangan terlalu buru-buru pindah ke poin berikutnya setelah kamu tanya sesuatu atau lempar jokes. Kasih mereka ruang buat mikir atau ketawa dulu.
Contoh:
Tanya: “Kalau kamu yang di posisi ini, apa strategi yang bakal kamu pilih?” [PAUSE, kasih waktu audience memikirkan jawaban]
Humor: “Jadi, intinya jangan sampai strategi marketing kita cuma viral di grup WA keluarga, ya!” [PAUSE, kasih waktu untuk ketawa dulu]
4. Jeda untuk menandai transisi topik.
Pindah bahasan tanpa jeda itu kayak nyetir dan langsung belok tanpa kasih lampu sen—bikin audiens bingung. Kasih jeda sebentar biar mereka tahu kamu lagi geser ke topik baru!
Contoh:
“Jadi, itu tadi soal strategi digital marketing…” [PAUSE]
“Sekarang, kita masuk ke pengelolaan anggaran biar strategi ini bisa jalan.”
Yang Harus Kamu Hindari Saat Kasih Jeda
1. Jeda Kepanjangan
Keheningan yang terlalu lama bikin audiens awkward atau malah mikir kamu ragu-ragu.
Contoh:
“Strategi ini meningkatkan efisiensi… [PAUSE panjang banget] …tim sebesar 15%.”
Cukup kasih jeda 1-2 detik aja buat bikin audiens tetap engaged.
2. Jeda di Tengah Kalimat yang Belum Kelar
Ini kayak kamu bikin audiens penasaran, tapi ending-nya zonk karena jedanya salah tempat.
Contoh:
Salah: “Kita berhasil menurunkan biaya operasional… [PAUSE] …hanya sebesar 2%.”
Solusi: “Kita berhasil menurunkan biaya operasional sebesar 2%.” [PAUSE].
3. Ngisi Jeda dengan Filler Words
“Eee…” atau “apa namanya…” malah bikin jeda kamu kehilangan efek dramatisnya.
Contoh:
Salah: “Jadi penjualan naik 20%… eeeee … dibanding tahun lalu…”
Solusi: “Penjualan kita naik 20% dibanding tahun lalu.” [PAUSE clean].
Kenapa Jeda Itu Penting?
Jeda itu kecil, tapi efeknya besar. Kalau kamu tahu kapan dan gimana pakenya, jeda bisa bikin presentasi kamu:
Lebih Fokus: Audiens lebih antusias nunggu poin penting kamu.
Gampang Diingat: Pesan kamu nempel lebih lama di otak mereka.
Lebih Nyaman: Mereka punya waktu buat mikir, nggak cuma jadi “korban” info yang numpuk.
Jadi, nggak usah ragu buat pakai jeda. Kadang, keheningan kecil itu justru bikin pesan kamu lebih terasa. Karena dalam presentasi, nggak selalu yang ngomong terus yang didengar. Kalau kamu tahu kapan harus berhenti, artinya kamu udah berhasil satu tingkat lebih mengerti tentang audiens kamu!
Udah Waktunya Presentasi Kamu Jadi Lebih Engaging dan Natural!
Setiap presentasi adalah kesempatan untuk menciptakan koneksi, bukan sekadar menyampaikan informasi. Tapi sering kali, filler words kayak “eee…” atau “apa namanya…” kesebut tanpa sadar. Atau malah, pesan pentingmu tersamarkan karena kamu kurang kasih jeda. Ini bisa bikin orang kurang percaya sama kamu.
Udah saatnya kamu menyampaikan ide dengan cara yang lebih natural, interaktif, dan engaging!
T&DON punya jawabannya, lewat online course ‘Hack an Engaging Delivery’ yang bisa kamu pelajarin gratis!
Di kelas ini, kamu bakal belajar:
Cara mengurangi filler words dan memberikan jeda yang tepat.
6 trik menyampaikan pesan dengan cara yang lebih natural, kayak ngobrol sehari-hari.
Bikin audiens tetap engaged dengan trik interaksi efektif dan cara respons situasi yang gak terduga.
Plus, kamu juga akan dapetin sertifikat kompetensi soft skills setelah menyelesaikan free online course ini.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, bikin skill presentasimu naik level bersama T&DON!